Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif yang dapat menggantikan bahan bakar diesel, karena sifatnya yang terbarukan dan ramah lingkungan. Biodiesel dapat diproduksi baik secara proses katalitik ataupun non-katalitik. Makalah ini membahas dua teknologi yang berbeda dalam memproduksi biodiesel kelapa sawit, yaitu proses katalitik yang menggunakan katalis basa dan proses non katalitik uap metanol superheated (superheated methanol vapor / SMV). Analisis eksergi dilakukan untuk membandingkan kedua teknologi tersebut. Sistem tertutup diasumsikan pada analisis eksergi, sedangkan eksergi kinetik dan potensial diabaikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total efisiensi eksergi untuk proses non-katalitik SMV lebih rendah dibandingkan proses katalitik, yaitu sebesar 92,61% dan 95,37%, secara berurutan. Proses penguapan metanol memberikan kontribusi yang tinggi pada ireversibilitas (tidak mampu balik), yaitu sebesar 2802.07 kJ/kg biodiesel. Penerapan proses resirkulasi panas dapat meningkatkan efisiensi eksergi pada proses produksi biodiesel, terutama apabila metode SMV akan diterapkan. Ireversibilitas pada proses non-katalitik SMV lebih tinggi dibandingkan proses katalitik, karena kebutuhan suhu yang tinggi pada proses non-katalitik SMV. Oleh karena itu, perbaikan proses SMV sangat perlu dilakukan, terutama pada proses penguapan metanol, guna meningkatnya efisiensi proses tersebut.
Benzer Makaleler | Yazar | # |
---|
Makale | Yazar | # |
---|